Blazer telah menjadi salah satu item fashion yang tak tergantikan dalam lemari pakaian wanita. Dari kantor hingga acara santai, blazer menawarkan fleksibilitas yang elegan dan profesional. Namun, tren blazer wanita tidak selalu ada seperti sekarang.
- Awal Mula: Inspirasi dari Pakaian Pria
Blazer pertama kali muncul sebagai bagian dari pakaian pria pada abad ke-19. Pada awalnya, blazer digunakan sebagai jaket formal untuk kegiatan olahraga, seperti berlayar dan berperahu. Nama “blazer” sendiri berasal dari “blazing red,” mengacu pada jaket merah cerah yang dikenakan oleh klub perahu Lady Margaret di Cambridge.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, blazer mulai masuk ke dalam dunia mode formal pria. Mereka menjadi bagian dari seragam sekolah dan klub, serta dikenakan dalam acara-acara sosial. Desain blazer pria pada masa itu cenderung konservatif dengan potongan yang tegas dan warna yang netral.
- 1920-an: Awal Mula Blazer Wanita
Pada tahun 1920-an, tren blazer wanita mulai muncul, meskipun masih dalam bentuk yang sangat terbatas. Pada masa itu, wanita mulai mengenakan pakaian yang lebih nyaman dan praktis, terinspirasi oleh gerakan perempuan dan perubahan sosial yang terjadi. Blazer wanita pertama kali diperkenalkan sebagai bagian dari busana formal yang lebih santai, sering kali dipadukan dengan rok panjang dan topi.
Namun, blazer wanita pada masa itu masih terinspirasi oleh desain pakaian pria, dengan potongan yang longgar dan sedikit maskulin. Blazer wanita menjadi simbol kebebasan dan kemandirian, mencerminkan perubahan peran wanita dalam masyarakat.
- 1960-an: Revolusi Mode dan Pengaruh Yves Saint Laurent
Trend blazer wanita mengalami revolusi besar pada tahun 1960-an, terutama berkat pengaruh desainer terkenal Yves Saint Laurent. Pada tahun 1966, Saint Laurent memperkenalkan koleksi “Le Smoking,” yang merupakan setelan jas hitam untuk wanita. Koleksi ini mencakup blazer yang dirancang khusus untuk tubuh wanita, dengan potongan yang lebih ramping dan feminin.
Le Smoking menjadi ikon mode yang revolusioner, membuka jalan bagi blazer wanita untuk menjadi bagian dari pakaian sehari-hari. Desain Saint Laurent menunjukkan bahwa wanita bisa tampil elegan dan kuat dalam blazer, tanpa kehilangan sentuhan feminitas.
- 1980-an: Era Kekuasaan dan Blazer dengan Bantalan Bahu
Pada tahun 1980-an, trend blazer wanita mencapai puncaknya dengan munculnya gaya power dressing. Era ini ditandai dengan penekanan pada kekuasaan dan kesuksesan dalam dunia kerja, terutama bagi wanita karir. Blazer dengan bantalan bahu yang besar dan potongan tegas menjadi simbol dari power dressing, mencerminkan kekuatan dan otoritas.
Blazer pada tahun 1980-an sering kali dipadukan dengan rok pensil atau celana panjang, menciptakan tampilan yang profesional dan berani. Gaya ini mencerminkan perubahan besar dalam peran wanita di tempat kerja, di mana mereka semakin terlibat dalam posisi kepemimpinan dan manajemen.
- 1990-an hingga Sekarang: Fleksibilitas dan Gaya yang Beragam
Sejak tahun 1990-an hingga sekarang, trend blazer wanita terus berkembang dengan berbagai gaya dan desain yang lebih beragam. Blazer tidak lagi terbatas pada pakaian formal, tetapi juga menjadi bagian dari busana casual dan streetwear. Desainer terus bereksperimen dengan berbagai potongan, bahan, dan warna, menciptakan blazer yang cocok untuk berbagai kesempatan.
Blazer oversized, blazer dengan warna-warna cerah, blazer berpotongan panjang, dan blazer dengan motif unik adalah beberapa contoh dari trend blazer wanita yang populer saat ini. Fleksibilitas blazer memungkinkan wanita untuk mengekspresikan gaya pribadi mereka dengan cara yang kreatif dan modern.
Dari inspirasi pakaian pria hingga simbol kekuasaan dan gaya, trend blazer wanita telah mengalami perjalanan panjang dan terus berkembang hingga saat ini. Blazer tetap menjadi item fashion yang penting, menawarkan tampilan yang elegan dan profesional dalam berbagai kesempatan.